Bandung, 30 April 2021 – Pehimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia Muda (PERHUMAS Muda) Bandung kembali mengadakan PhRasing Vol.6 yang membahas mengenai bagaimana seorang Public Relations menangani krisis dan strateginya. Dengan mengundang Ketua Umum PERHUMAS, Agung Laksamana. (30/4)
Perlu diketahui juga bahwa, Public Relations itu sangat luas, tidak hanya berhubungan dengan Media saja.
Krisis komunikasi adalah dialog yang terjadi pada perusahaan, krisis bisa terjadi sebelum dan sesudah krisis. 75% Krisis berasal dari internal perusahaan itu sendiri, hal ini harus diantipasi dalam dunia PR dalam menangani krisis komunikasi kedepannya.
Agung mengatakan bahwa, “Setiap krisis adalah unik dan tidak ada yang bisa memprediksi kapan krisis itu akan terjadi, karena penting seorang PR harus siap dengan hormat prasarananya seperti kata-kata atau kinerja yang sudah terjadi, formatnya seperti apa, teks iklan harus simpatinya. Krisis Covid-19 ini sebagai contohnya, bagaimana kita bisa berinterkasi dengan partner atau klien. Kita juga harus mampu melihat itu sebagai hal yang detail responnya” ungkapnya.
“Tidak ada krisis yang bisa on-site, on strategy, dan fix all. Jadi, tidak ada satu obat ataupun magic bullet yang bisa menyembuhkan semuanya, karena krisis itu bisa berbeda-beda. Krisis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan organisasi” tuturnya.
“Ada 3 aspek yang dibutuhkan untuk Crisis Handling yaitu, Strong Leadership, Strong Communications-Contents, Strong Team to Support, dan 5C (Commitment, Cooperation, Care, Consistency & Coherency, Clarity).” tambahnya.
Hal yang harus dilakukan ketika krisis terjadi yaitu, jangan menghindar dari media namun harus membangun hubungan baik dengan media (Build Trust).
“Harapannya untuk calon praktisi PR adalah pelajari new media landscape, have your key message ready, build trust, decicated comms resources supported by clear strategy-sop from CEO, crisis simulations exercise.” tutupnya.