Jakarta, 12 Desember 2018 – Revolusi Industi Ke-4 atau Industri 4.0 telah mengaburkan batasan lingkungan fisik, biologis dan digital. Saat ini konektifitas manusia dengan mesin telah membuat manusia sangat bergantung pada informasi data terkini. Hal ini secara masif merubah pola kehidupan manusia. Pada lapisan kecerdasan, manusia telah mampu membuat Kecerdasan Buatan atau biasa kita sebut Artificial Intelligence (AI). AI dikembangkan untuk membantu sebagian kerja manusia dalam mengolah data yang begitu banyak, sehingga membuat kita masuk pada lapisan berikutnya yaitu konektifitas. Konektifitas pada masa kini membuat kita terus terhubung dengan internet atau biasa disebut dengan Internet of Things (IoT). IoT bertujuan untuk memperluas manfaat dari internet itu sendiri dengan terus menerus terhubung pada gadget anda.
Dengan hakikat teknologi untuk mempermudah hidup manusia, kemajuan tersebut membawa kita pada era Big Data, untuk dapat mengolah dan menganalisisnya kita memerlukan teknologi tersebut. Menyambut dan mempersiapkan diri untuk memahami dan menggunakan kemajuan teknologi dalam Industri 4.0 adalah sebuah tantangan, menggunakan sebaik-baiknya hal tersebut demi kepentingan bersama dalam hal ini adalah untuk bangsa Indonesia merupakan tantangan sebenarnya.
Berdasarkan pada pemahaman-pemahaman tersebut Konvensi Nasional Humas 2018 yang mengangkat tema, “Tantangan Kebangsaan & Reputasi Indonesia. #IndonesiaBicaraBaik” menghasilkan lima Rekomendasi yaitu:
KARAKTER
Paktisi humas pada era ini harus memiliki karakter khusus apabila ingin menjadi Humas 4.0. Memiliki Karakter Digital adalah ciri khusus Humas 4.0, lalu apa yang menjadikan kita memiliki karakter digital adalah hal yang perlu kita kembangkan dalam diri. Humas harus lebih kreatif ketika menjadi komunikator baik itu untuk pribadi maupun profesionalitas. Sebagai komunikator yang kreatif humas perlu mengasah skill dalam membuat Infografis, Video log / Vlog, Photography, Videography dan Story Telling. Skill tersebut sangat berguna untuk melakukan publisitas agar informasi yang ingin disampaikan dapat viral. Dengan menguasai skill tersebut Humas diharapkan mampu menjadi “Content Creator” untuk pribadi maupun profesionalitas.
Humas pada era 4.0 tidak lagi bicara tentang press release dan konferensi pers, tapi juga harus adaptif & proaktif untuk melakukan inisiatif dalam drive issue & melakukan programming content untuk perusahaan. Dengan kemampuan yang dimiliki Humas 4.0 mampu menjadi “Content Producer” yang baik bagi perusahaan, media maupun komunitas. Perkembangan teknologi & implementasi big data membawa dampak besar bagi Public Relations dalam mengolah informasi yang tersebar melalui digital media sehingga memudahkan dalam melakukan mitigasi isu negatif dan monitoring digital dengan cepat. Melihat kompleksitas tantangan yang dihadapi humas, sudah sepatutnya humas memperkokoh hubungan dengan stakeholder dan berkolaborasi dalam pelaksanaan tugasnya.
Dengan melakukan kolaborasi juga membuka wawasan dan akses menuju persaingan global. Wawasan Global juga penting untuk praktisi humas indonesia. Dengan memiliki wawasan global, humas mampu memperkaya informasi dan memahami tren masyarakat dunia. Hal ini sangat berguna apabila terdapat suatu hal menarik yang dapat kita implementasikan dalam aktifitas sebagai humas. Humas 4.0 khususnya yang beraktifitas, bertanah air Indonesia, penting untuk menyuarakan kebaikan. Sebagai praktisi humas Indonesia sudah menjadi kewajiban tidak tertulis untuk selalu menyuarakan kebaikan, kecintaan terhadap Ibu Pertiwi. Hal tersebut menjadi sangat penting dalam era dimana berita baik dan berita hoaks menjadi bias, untuk itu diperlukan kesepakatan bersama bagi seluruh praktisi humas untuk menyuarakan kebaikan dengan Indonesia Bicara Baik.
KOLABORASI
Melihat secara garis besar tantangan humas pada era industri 4.0 sangat besar, diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak. Dengan tujuan utama Humas 4.0 adalah menyuarakan Indonesia Bicara Baik, maka diperlukan kerja sama berbagai pihak. Kolaborasi Humas 4.0 dengan antar lembaga baik pemerintah, swasta dan lembaga pendidikan, diperlukan agar tercipta komunikasi strategis demi kepentingan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Dengan terciptanya kerja sama dan sinergi antara perusahaan, pemerintah dan lembaga pendidikan dapat menjadi langkah guna meningkatkan kapasitas profesional humas. Terlebih dengan melakukan pemetaan ekspektasi dunia usaha, maka perlu adanya penyesuaian kurikulum yang sesuai dengan generasi milenial, sehingga dapat menghasilkan humas yang handal sesuai dengan kebutuhan stakeholder.
KEBIJAKAN DAN REGULASI
Memasuki Era Industri 4.0, seluruh praktisi humas dari berbagai elemen perlu meningkatkan kapasitasnya agar mampu memenuhi tantangan kebangsaan dan reputasi Indonesia. Untuk hal itu perlu adanya perubahan dalam Humas Pemerintah, pemerintah harus memposisikan humas dengan tepat. Hal ini sangat penting agar kerja humas semakin strategis pada pemerintahan. Pemerintah diharapkan dapat membuat regulasi yang mengikuti perkembangan zaman.
KOMPETENSI 4.0
“Mulai hari ini, “Making Indonesia 4.0” saya tetapkan sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia dan Kementerian Perindustrian akan menjadi leading sector untuk agenda ini,” ucap Presiden Joko Widodo dalam acara peluncuran “Making Indonesia 4.0”.
Untuk dapat mendukung Roadmap Making Indonesia 4.0, PERHUMAS sebagai Organisasi Profesi Kehumasan akan meluncurkan program “Akreditasi Humas 4.0”. Hal ini semakin mengukuhkan bahwa pentingnya Akreditasi untuk menjaga kualitas profesi humas Indonesia. Humas profesional yang terakreditasi menunjukkan bahwa individu telah menunjukkan pengetahuan yang luas, pengalaman dan penilaian profesional di lapangan. Bagi pelaku profesi khususnya kehumasan akan memiliki pengakuan publik mengenai kredibilitas dirinya sebagai seorang Humas yang berpengalaman oleh karena itu pelaku tersebut dapat memberi jaminan kepada perusahaan bahwa Ia layak, sehingga hasil kerjanya pun dijamin dan bisa bermanfaat untuk produktifitas perusahaan.
Akreditasi Humas 4.0 akan menambahkan pada kemampuan soft skill berbasis digital. Kebutuhan kemampuan dalam kaitan digitalisasi seperti membuat Infografis, Video log / Vlog, Photography, Videography dan Story Telling akan menjadi kunci dari kompetensi 4.0. Namun program Akreditasi Humas 4.0 perlu dukungan pemerintah. Pemerintah diharapkan dapat mewajibkan seluruh praktisi humas untuk dapat mengikuti program akreditasi dan kompetensi agar memiliki daya saing di era 4.0.
KODE ETIK KEHUMASAN
Dalam Era Humas 4.0 kode etik PERHUMAS harus segera direvisi agar sesuai dengan perkembangan zaman. Praktisi Humas harus memiliki integritas moral dan komitmen yang tinggi terhadap profesi dan kebangsaan Indonesia. Kode Etik Kehumasan perlu disosialisasikan, dalam hal ini merupakan kewajiban seluruh Praktisi Humas untuk mensosialisasikan Kode Etik Kehumasan agar semua pihak mampu memahami peran fungsi humas secara utuh. Demikian Praktisi Humas harus menaati Kode Etik PERHUMAS sebagai Organisasi Profesi Kehumasan seluruh Indonesia. (FA)